Penyakit Fanatisme Buta

PENYAKIT fanatisme buta (ta’ashshub) dan tidak menjaga amanah ilmiah, bukan hanya masalah orang-orang di afiliasi tertentu, salafi misalnya, sebagaimana tuduhan sebagian orang. Ia merupakan penyakit yang sangat mungkin menjangkiti siapa pun di afiliasi apa pun.

Allah ta’ala berfirman:
“Setiap kelompok merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.” (QS. Ar-Rum [30]: 32)

As-Sa’di dalam Tafsirnya, menyatakan: “Ayat ini berisi peringatan kepada kaum muslimin dari sikap berpecah belah, setiap kelompok fanatik buta pada kelompok mereka dalam kebenaran dan kebatilan. Pada kondisi ini mereka menyerupai orang-orang musyrik dalam berpecah belah.”

Penyakit fanatisme buta dan tidak menjaga amanah ilmiah ini, berlaku bagi siapa pun yang terkena syubhat “kelompok saya pasti benar”. Meski dari afiliasi apa pun dia berasal.

Karena itu, sering kita temukan, si A dari afiliasi A mencela membabi buta tokoh dari afiliasi B, kemudian si B dari afiliasi B membalas mencela membuta tokoh dari afiliasi A, demikian seterusnya.

Padahal sangat mungkin, si A dan si B ini, sama-sama tidak paham apa yang ia sampaikan. Keinginannya hanya melampiaskan hasrat bermusuhan saja, dan jangan berharap mereka condong pada kebenaran, jika kebenaran itu tidak sesuai dengan keadaan kelompok mereka.

Mereka bahkan berani membuat asumsi dusta, membuat alur logika yang salah dan rancu, hanya untuk menyerang pihak lain. Baginya, kejujuran dan amanah ilmiah tidak penting. Yang penting, kelompok dan afiliasinya menang.

Jangan harap mereka mau diam sejenak, membaca argumentasi pihak lain, tanpa ada prasangka buruk di awal, dan kemudian menerima argumentasi tersebut jika ia benar. Hal ini tidak ada di kamus orang-orang seperti ini.

Dan harus dikatakan, mereka lah yang suka membuat rusuh dan menambah panas pertikaian sesama muslim. Dan kita tegaskan lagi, ia sangat mungkin ada di setiap afiliasi.

Sumber: islampos