faktaintegritas.id – Beberapa produk vitamin dan suplemen ludes di pasaran, diborong habis-habisan di tengah lonjakan virus Corona COVID-19. Awas, dokter mengingatkan terlalu banyak mengonsumsi vitamin malah bisa memberikan dampak buruk!
“Vitamin itu dosisnya harus tepat. Nggak boleh kekuarangan, karena kalau kekurangan nggak ada efeknya buat tubuh kita,” kata praktisi kesehatan dr Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, SpGK dalam program e-Life, Jumat (2/7/2021).
“Tapi kalau kelebihan, vitamin ini nantinya juga bisa berbahaya. Kenapa berbahaya? Yang ada bukan menyehatkan, malah dianggap sebagai oksidan atau dianggap musuh. Tubuh kita malah akan menyerang,” lanjut dr Reisa.
Banyaknya warga yang borong vitamin, di satu sisi dinilai sebagai hal yang positif. Artinya, banyak orang makin peduli dengan kesehatan. Namun dr Raissa mengingatkan, vitamin sebenarnya tidak perlu dikonsumsi dalam bentuk suplemen jika asupan makanan sehari-hari mengandung nutrisi yang cukup dan seimbang.
Di sisi lain, beberapa orang terjebak perilaku panic buying dengan memborong dan mengonsumsi suplemen vitamin secara berlebihan. Beberapa orang menurutnya mengonsumsi vitamin jauh lebih banyak dibanding kebutuhan yang sebenarnya.
“Ada yang bilang vitamin C bagus. Oke bagus, tapi minumnya langsung over banget, bisa 3 x 1.000 mg. Itu kan tentunya terlalu berlebihan, buat apa minum sebanyak itu,” tutur dr Raissa.
Dihubungi terpisah, konsultan pencernaan RS Cipto Mangunkusumo (RSM) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH memberi gambaran terkait dosis vitamin C yang aman dikonsumsi. Pada intinya, kebutuhan vitamin C berhubungan juga dengan tujuan penggunannya.
“Untuk maintenance cukup vitamin C 1 x 500 mg, untuk terapi vitamin C 2 x 1.000 mg, bahkan untuk COVID sedang-berat melalui injeksi sampai 3-5 g/hari,” jelas Prof Ari.
Kemungkinan efek bagi pencernaan juga perlu jadi pertimbangan. Karena sifatnya asam, vitamin C (asam askorbat) juga butuh penyesuaian dosis bila ada risiko gangguan nyeri lambung.
“Untuk sakit maag yang akut maintance anjuran vitamin C 300 mg,” jelas Prof Ari.
Pantauan detikcom di beberapa apotek dan minimarket, beberapa produk minuman bersoda dengan kandungan vitamin C 1.000 mg makin sulit ditemukan. Demikian juga produk susu murni kemasan kaleng ‘Susu Beruang’, saat ini tengah jadi buruan gara-gara broadcast viral di grup-grup WhatsApp.
Sumber: detik.com
More Stories
LAZ Al Kahfi dan Komunitas Relawan Kreatif sukses mengelar progam HAPUS TATO bacth 3 diikuti 70 peserta.
Soroti UU Omnibuslaw Kesehatan, ICMI minta keberpihakan pada kesehatan masyarakat.
KARS survei ke RSUD CAM Kota Bekasi yang sudah dua kali dapat akreditasi paripurna