Kabar burung bersemi kembali, konon ktanya, deklarasi PKS untuk Anies, menunggu deklarasi PDIP atas Capresnya, namanya juga kabar burung, bisa benar bisa tidak, tapi masalahnya kalau sudah diviralisasi melalui media, maka psikologis politik masyarakat menjadi terganggu, sebagian masyarakat yg akan menjadi relawan Aniespun tertunda, karena berharap ada kepastian terpenuhinya PT 20% terlebih dahulu,…
Akhirnya menjadi sebuah kewajaran, jika masyarakat semakin kritis atas fenomena sikap “lemot bin telmi” bakal calon partai koalisi, dlm mesikapi Anies sebagai Capres 2024-2029,..
Sebenarnya Elite Partai bukanlah orang yg serba tahu dan bisa, dalam menyelesaikan berbagai masalah politik pilpres, walaupun posisi mereka berada dlm level yg tertinggi, mungkin mencapai posisi Ketum, Dewan Pembina atau Dewan Syuro, yg sangat menentukan dlm mengambil suatu keputusan,..
Oleh karenanya relawan dan masyarakat tidak perlu minder, to give a warning mengedukasi mereka bhw jika terlalu “lemot” dlm mendeklarasikan Anies, maka bisikin para “iblis” munkar dari simpatisan rezim sontoloyo, akan semakin menguat, untuk benar-benar menggagalkan Anies sebagai Capres,..
Relawan jangan santai dgn isue KPK yg akan menaikan status, pada kasus Formula-E, karena KPK diduga sudah terkontaminasi oleh kepentingan politik tertentu, maka bisa jadi KPK nekad mengeksekusi motif politiknya, dan tiba2 menahan Anies,..
Relawan wajib waspada atas isue harta, tahta dan wanita, yg ditawarkan kepada para partai, agar tidak mengusung Anies sebagai Capres,..
Dan isue sensitifitas lainnya, yg merupakan bagian dari ikhtiar para “Jin” dari golongan Setan dan Manusia, dlm upaya menggalkan Anies menjadi Capres,..
Sepertinya memang ada masalah Paradigma, menyimak para elit calon koalisi partai pendukung Anies, yg belum juga understanding each other, saling memahami satu sama lain, sehingga tercipta nota kesepahaman Koalisi yg siap ditanda tangani,..
Kita tentu tidak meragukan Visi dari para elit partai bakal koalisi tsb, sudah pasti simetris satu sama lain, tapi Misi dari partai saat mengeksekusi VISI, memang tidak mudah untuk simetris, Visi jelas sepaham, untuk perubahan bangsa menjadi lebih baik, tapi cara yg ditempuh untuk mencapai Visi tsb, yg sering menjadi berbeda-beda,..🤷🏻♂
Ini seperti fenomena diskusi para imam madzab, ketika bicara aqidah, tidak ada perbedaan signifikan untuk mencapai sepakat hukum, tetapi ketika bicara tatacara (kaifiyah) eksekusi aqidah tsb, maka terjadi perbedaan mendasar, sehingga harus terbit kitab fiqih 4 madzab,..
Jika Misi partai koalisi perubahan adalah melalui penempatan Cawapres, dgn cara yg lebih kaku dan rada memaksa, atau karena pertimbangan kepentingan optimal partai tsb, maka para elite partai itu berarti sedang bermain politik
harrol laswel (1902-1978), yg menyatakan bhw politik koalisi sebagai who gets what ( siapa mendapat apa), how and when (kapan dan bagaimana),
Mungkin ini yg dimaksud oleh
Thomas Kuhn (1922-1996) dlm bukunya the structure of scientific Revolutions, sebagai problem paradigma, sudut pandang menjadi egosentris, hanya sebatas kepentingan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang partai, bukan berpikirr emergency due to national, atas masalah bangsa yg darurat perbaikan,..
Dlm paradigma seperti ini, Politik tidak lagi sebagai ethics (Hans Kelsen 1818 – 1875), politik tidak lagi sebagai morality (Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43 SM), bahkan politik tidak lagi sebagai changes in the order of life, perubahan tatanan kehidupan (William Ogburn : 1886 -1959), tetapi politik telah menjadi sebuah the game of interest,..🤦🏻♂
Kalau kondisi ini terus berlangsung, dan tidak ada langkah yg nyata dari para aktifis dan relawan pengusung perubahan, untuk mendorong dan memperbaiki paradigma partai untuk lebih logika, maka mungkin pernyataan otto von bismarck (1815-1898) benar, Anies bisa gagal Nyapres, karena Politik telah menjadi seni, the art of Possible, seni dari serba kemungkinan, termasuk Anies kemungkinan gagal menjadi Capres,..
Bagaimana dgn Paradigma Anda..!?
Kami Kabarkan, Anda yg Memutuskan…!!
▁▂▃▄©🙏©▄▃▂▁
✍🏻 Chepy Trisna / Kasatgas Brafo-A
(Satuan Tugas Bekasi-Jkt Raya For Anies)
