FAKTAINTEGRITAS.ID Bagaimana kita mengetahui bahwa Puasa Ramadhan telah memberi Impact, manfaat kepada pelakukanya ? Lihatlah nanti setelah Iedul Fitri adakah attitude dan behaviornya berubah menjadi lebih baik ?. Sama dengan ibadah sholat, untuk tahu out come nya lihatlah perilaku sehari-harinya. Begitu juga Haji, apabila ingin tahu apakah ibadah haji mabrur atau tidak lihat saja kehidupan keseharian setelah pulang haji.
Banyak orang tidak berubah attitude dan behavior meskipun sudah sholat ribuan waktu dan ratusan ribu rakaat. Padahal Allah SWT Sang Pencipta yang memerintah sholat menyatakan bahwa sholat akan mencegah faksyad wal mungkar namun yang di tangkap KPK atau kasus criminal lain justeru mereka “rajin sholat dan rajin umroh”, bahkan sudah berhaji diantaranya malah sudah berulang kali.
Puasa : Soal Kepatuhan, Kedisiplinan dan Integritas
Dalam Tulisan terdahulu penulis menyampaikan tentang Supercamp Ramadhan suatu training yang di rancang dan diberi point reward langsung oleh Allah SWT, sungguh rugi bila kita tak bersungguh-sungguh menjalankannya karena lipat ganda pahala seribu kali di luar bulan lain.
Dimensi puasa diantaranya adalah kepatuhan , kedisiplinan dan integritas. Dimensi ini mestinya harus terlihat setelah Ramadhan sebab outcome puasa ramadhan sebagaimana juga sholat dan haji baru dapat kita lihat setelah amalan itu dilaksanakan.
Pada sesi pekan terakhir Ramadhan semakin meningkat ikhtiar Rasulullah SAW dalam memanfaatkan momentum Ramadhan termasuk dalam bersunguh-sungguh menyambut malam lailatul qodar, suatu moment yang lebih bernilai dari seribu bulan yang lain.
Sebaliknya umat islam kini justeru “mulai kendor” , perhatiannya justeru di akhir bulan penuh rahmah dan maghfirah ini, suatu amalan yang bertolak belakang dengan yang di contohkan Nabi SAW sebagaimana juga beberapa lainnnya yang kontradiktif dari apa yang Nabi SAW lakukan. Sejumlah “ amalan” yang popular diantaranya ngabuburit, memburu jajanan ta’jil lebih heboh dari membaca al que’an berzikir dan bersolawat. Hak ini lebih karena membenarkan kebiasaan daripada membiasakan yang benar.
Pasca Ramadhan, Kembali ke “Asli” nya ?
Buah dari puasa Ramadhan yang diinginkan Allah SWT adalah kembalinya manusia ke jati diri nya ketika awal di alam rahim dengan kesucian seperti bayi yang baru di lahirkan. Maknanya dengan status “telah di bebaskan” dari dosa-dosa (Sebagian ulama berpendapat tidak termasuk dosa besar) diharapkan oleh “ ketua panitia” Ramadhan, Allah SWT sendiri.
Bagaimana diri anda, diri kita setelah berpuasa Ramadhan tahun-tahun yang lalu adakah memang kita selalu lebih baik, Kembali pada fitrah dan jati diri sebagaimana yang di harapkan Allah SWT ? Tentu saja kita sendiri yang bisa menjawab dan menilainya (self assesment).
Beberapa hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita, kesempatan terbaik memanfaatkan sisa hari istimewa ini jangan samai disia-siakan. Penigkatan ibadah sholat, mengaji Al Qur’an, berinfaq, berbagi, harus lebih dari hari-hari sebelumnya , belum tentu kita akan jumpa lagi dengan bulan suci ini. Terpenting lagi tunjukkan setelah Ramadhan nanti kita benar-benar telah berhasil memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya. Indikatornya perubahan perilaku dan attitude, dengan bahasa populernya akhlak kita jauh menjadi lebih baik, lebih patuh kepada perintah dan larangan-Nya, berdisiplin diri dalam berbagai profesi dan aktivitas, tentu saja dengan integritas , moral dan etika sebagai parameternya. Semoga
Wallahualam
Assoc Prof T.S Reza
Founder Asean Lecturer Community
More Stories
ICMI Orda Kota Bekasi akan gelar raker di hambalang, begini respon Haryono sebagai pengurus dan Akademisi
66TH MALAYSIA INDEPENDENCE DAY TANTANGAN PERSATUAN NASIONAL RAKYAT MALAYSIA
Fenomena terkini politik Malaysia dan keresahan pengusaha