Oleh Assoc. Prof. Teuku Syahrul Reza
CEO Asean Lecturer Community (www.aseanlecturer.com)
Dosen Institut STIAMI (www.stiami.ac.id)
Salah satu ciri orang munafik apabila berbicara selalu bohong, apabila berjanji
seringkali mengingkari dan apabila diberi kepercayaan suka berkhianat. Ketiga ciri ini
nampaknya minimal sudah dipenuhi oleh lembaga anti korupsi bernama KPK dengan tagline
Berani Jujur Hebat!.
Sungguh miris dan tentu rasa prihatin sekaligus terkadung rasa marah masyarakat atas
attitude Institutional Behavior KPK sebagai salah satu super power Penegak hukum khusus
untuk penindakan korupsi. Pada awal KPK berkiprah dilanjutkan oleh priode kepemimpinan
berikutnya terlihat rasa keadilan masyarakat secara beransur terpulihkan namun kepemimpinan
KPK priode sekarang ini sungguh telah sangat menciderai rasa keadilan masyarakat, Set Back!
Merasa Hebat Meski Tidak Jujur ?
Majority masyarakat menilai bahwa kepemimpinan KPK pada saat ini “sudah mencurigakan”
sejak terbentuknya Pansel KPK. Setiap apapun bila tidak diawali dengan niat yang bersih
apalagi berdasarkan hawa nafsu dengan maksud dan tujuan tertentu tidak akan menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat.
Sejumlah “sandiwara dan konspirasi” yang akrab melanda KPK sepanjang tahun ini
cukup menjadi bukti bahwa priode kepemimpinan KPK saat ini memang mengecewakan bila
kita perhatikan tagline KPK bahwa jujur itu hebat nampaknya hanyalah cerminan KPK priodepriode awal bukan yang saat ini.
Para akademisi, praktisi hukum bahkan para mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya harus terus mengkritisi KPK yang UU Anti korupsi telah di amandemen dengan
sejumlah “perbaikan” (baca perlemahan) sehingga sebelumnya sebagai lembaga “super body”
telah menjadi “supermie”.
Perkuat Aliansi Sipil Anti Korupsi
Apa yang dapat kita lakukan kedepan untuk menjaga KPK tentu saja memperkuat Civil
Society yang bertugas memberantas para mafia hukum dan para koruptor.
Saat ini hanya MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia), ICW dan Police Watch
yang aktif menyuarakan kritikan pada pemerintah terkait praktek-praktek korupsi di berbagai
sektor. Sudah waktunya para dosen, mahasiswa dan elelmen masyrakat lain nya lebih
mendorong dan menyuarakan pelanggaran yang terjadi dalam ranah pubik di Indonesia. Kita
tidak boleh kalah dengan prilaku koruptif yang dilakukan secara terencana dan masif apalagi
oleh aparat hukum dan penyelenggara Negara.
Pada Pemilu 2024 yang akan datang masyarakat harus menunjukan daulat nya dengan
memilih para wakil yang akan duduk di Parlemen (pusat maupun daerah) dan calon
Presiden/wakil Presiden yang tentu harus lebih baik dari yang ada saat ini.
Dirgahayu Repubik Indonesia ke 78!.
Padamu Negeri kami berbakti.
Semoga Allah SWT memelihara Negeri ini dari moral hazard para penkhianat Proklamasi dan
Reformasi
More Stories
Haryono, Dosen UBS, bersama JAPNAS mengadakan Study Banding ke Singapore dan Malaysia
Mahasiswa Universitas Pertiwi, antusias belajar bikin Website
Atasi Pengangguran, Dinaskertrans Prov Jabar, bersama BLK Kompetensi menyelenggarakan TMT berbasis penempatan kerja