faktaintegritas.id – Pemerintah berkolaborasi dengan berbagai komunitas untuk memajukan pariwisata di daerah Bekasi usai dilanda pandemi Covid-19.
Acara yang digelar pada, Senin (18/10) ini berlangsung di Kopi Raga. Acara ini hadiri juga oleh Wakil Walikota Bekasi Dr. Tri Adhianto Tjahjono, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi Dr. Mohammad Ridwan, Pokdarwis Hutan Bambu Maryesih, Moderator Abang Mpok Kota Bekasi – Wakil Ketua Bekasi Creative Hub Rizky Ardiansyah, Presiden Bangun Kota – Ketua Bekasi Creative Hub Sutanrai Abdillah, Perwakilan Malidi Lina, Perwakilan Rumah Zakat Budi Pratama, Perwakilan Unisma dan Budayawan Andi Sopandi, Perwakilan Budayawan Arif dan Perwakilan Sineas dan Penulis Aki Maja.
Wakil Walikota Bekasi Dr. Tri Adhianto Tjahjono
- Bicara tentang acara pariwisata, COVID-19 meluluhlantakkan, sehingga kondisi terpuruk. Segala sesuatu dibatasi. Tempat wisata di-lock down. Pemandangan begitu indah. Potensi wisata besar. Indonesia menunjukkan dirinya mampu mengendalikan COVID-19. Soekarno Hatta bandara paling tertib. Mampu melakukan pengetatan yang namanya pemeriksaan untuk para pendatang yang ke wilayah negara kita. Kita di atas Changi Singapura, termasuk di atas Malaysia. Ini menunjukkan keseriusan negara kita menghadapi COVID-19, walau berat di sektor pariwisata. Bagaimana kita menghadapi pariwisata lokal. Bersyukur ada Situ Rawa Gede. Merupakan acara tahunan. Kita berharap bisa naik ke level nasional.
- Ada nilai edukasi bahwa ada peningkatan kesejahteraan dan potensi wisata yang bisa dioptimalkan. Saya meminta seluruh pengelola Hutan bambu untuk terus meningkatkan kreativitas agar orang mau kembali, terutama kebersihannya. Terutama Situ Rawa Gede. Itu emas. Walau dalam lumpur bisa menjadi mutiara. Yang penting ada konsistensi. Tempat-tempat yang instagrammable juga merupakan sebuah pilihan.
- Kita baru launching dari situ yang tadinya tidak terawat bisa direhabilitasi sehingga bisa menjadi tempat anak muda dan anak, tempat wisata. Itu dilengkapi kegiatan olahraga air yang jadi concern kita semua. Kita berusaha membangun Urban Tourism dengan kali Bekasi. Kita miris Kali Bekasi menimbulkan bau tak sedap. Padahal sumber air PDAM kita. Sehingga PDAM tidak bisa diolah karena sangat berbahaya sehingga produksi airnya PDAM sangat berkurang. Sehingga yang berlangganan air PAM tidak bisa dilayani dengan baik. Sehingga ketika kita dekat dengan lingkungan implikasinya sangat berbahaya. Sedang mengumpulkan pecinta alam untuk patroli dari perbatasan Sungai Cikeas di Cibubur sampai ke Jembatan Pelangi yang ada di Jatisari. Jarak hampir 3,5 km. Ada banyak hayati masih bisa dinikmati. Ada beberapa burung langka. Lalu beberapa ikan yang masih hidup. Nggak tahu jika ada pencemaran. Ada 24 titik. Ini tugas kita dari pemerintah, mahasiswa, akademisi, dan stakeholders seperti Bangun Kota dan lain sebagainya . Ini harus bersatu padu. Kita coba buat kegiatan rutinitas.
- Harus kita berikan pemahaman kepada masyarakat kalau dilakukan dengan baik maka itu akan jadi sektor pariwisata baru yang meningkatkan sektor perekonomian. Yang penting kita semua menyadair itu.
- Itu pun harus ada campur tangan pemerintah propinsi karena melewati beberapa wilayah dan kabupaten. Bogor, Depok, Bekasi. Propinsi wajib terlibat. Pencemaran harus ada keterlibatan Kementerian LKH. Terkait pencemaran dari pabrik dan perumahan. Pemerintah harus memberikan bantuan karena banyak UMKM, kegiatan kemasyarakatan yang tidak mampu sehingga bisa menjadi mampu.
- Yang belum hendaknya tidak boleh ada pembuangan. Bagi pabrik dengan nilai perekonomian harus ada kewajiban jaga lingkungan sehingga semestinya mendapatkan sanksi ketika melakukan pencemaran yang tegas dan terukur. Mudah-mudahan menjadi concern Kota Bekasi. Terima kasih semua yang peduli. Karena pariwisata ini menjadi satu bagian turunan yang mampu mengangkat perekonomian. Turunannya banyak. Sehingga lapangan pekerjaan juga cukup banyak. Bagaimana kota Bekasi, bagaimana jasa dan perdagangan bisa menjadi turisme untuk belanja. Bagaimana konsepnya itu menjadi wisata sejarah. Kita bisa juga ada wisata lingkungan. Setelah menikmati alam, ada edukasi tentang Kota Bekasi, dilanjutkan ke pusat perbelanjaan.
- Sekarang 2,4 juta. Bukan sebuah kemustahilan bahwa warga semakin banyak. Menjadi tantangan tersendiri menyiapkan transportasi dari satu tempat ke tempat lain agar tak pakai kendaraan pribadi. LRT, MRT, transport by demand terus kita kaji. Trans Patriot baru ada 5 koridor harapannya semakin bertambah.
- Demikian saya sampaikan. Harapannya kita akan punya wisata yang tematik, apakah tematik tiap kecamatan. Seperti Bekasi Timur. Jati sampurna 7 mata air. Kampung Bali. Ini akan memberi nilai tambah bagi kota yang dinamis, pluralis, dan bhineka tunggal ika.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi Dr. Mohammad Ridwan
- Semangat pagi! Terhormat Wakil Walikota yang telah membuka acara yang baik ini. Lalu, pak Itong. Ketua LPPM Institut Bekasi. Kopdarwis, Unisma, Ubhara. Pengelola Hutan Bambu, Rawa Gede, Curug Parigi, Kampung Gede, dan anggota komunitas yang bergerak membangun Kota Bekasi, khususnya narasumber Bang Abi.
- Ada Curug Parigi, namun belum optimal. Hutan Bambu sudah ada. Tetapi yang tepat untuk kota Bekasi memang Urban Tourism ini, mal. Itu jadi urban tourism. Masuk mal tidak mungkin tidak belanja. Kenapa? Karena butuh hiburan. Butuh destinasi. Kopi Raga mungkin segmen tertentu. Mungkin segmen lain tidak ke Kopi Raga. Di Kota Bekasi sudah bagus.
- Yang lain ada? Bukan hanya mal saja. Ada kafe-kafe. Ini kan Indoor. Yang outdoor. Sekarang pandemi apa bedanya.
- Kalau event begini tepatnya dibuka saja. Hanya udara di Kota Bekasi panas. Seperti apa mengkondisikannya supaya nyaman. Sekarang masuk mal orang ada yang masih takut.
- Saya garis bawahi komunitas. Saya mencatat program yang dilakukan oleh Bangun Kota. Itu wisata Jelajah Bekasi. Ini Komunitas Bangun Kota. Mantaplah. Sudah menarik dari katanya. Saya tidak perlu definisikan. Itu sudah pintar semua. Lalu rebranding Curug Parigi dengan Abang Mpok Kota Bekasi dan Karang Taruna. Benar-benar terlaksana. Lalu pemetaan tematik Kota Bekasi. Jadi, tidak hanya serpihan. Tapi cerita yang bagus sehingga bersambung dan bisa komprehensif bahwa kota Bekasi adalah ini. Tematik. Tinggal kontennya. Memilih tempat seperti apa. Stadion Kota Bekasi destinasi juga. Tari di Kota Bekasi ikut virtual. Italia yang menyelenggarakan. Juara 1 dan juara 2 dari Kota Bekasi. Di mana lokasinya? Di Stadion. Tarian bagus. Warna bagus. Seragam bagus. Cara fotografer juga luar biasa. Bukan hanya regional, kota Bekasi, tapi sudah mancanegara. Belanda kalah. Pak Wali sangat apresiasi. Bikin sertifikat untuk mereka. Sekian banyak orang diberikan karena menjual kota Bekasi sehingga mancanegara minat ke sini.
- Saya berpikir begini. Komunitas banyak. Yang belum terbentuk, ayo bangun komunitas. Lalu bentuk seperti Bangun Kota. Jelajah Bekasi. Masuk taman-taman seperti Singapura. Komunitas berkaitan dengan taman atau gambar. Di dinding. Di kita sudah ada. Komunitas itu yang menginisiasi. 31 partisipan sayang banget. Ke depan minta teman-teman pelaku usaha spa, perhotelan agar dikirim.
- Kota Bekasi sekarang dihubungkan dengan MICE. Sudah mengobrol dengan beberapa, seperti Santika dengan GM-nya. Goal-nya akan undang beberapa hotel. Berkaitan dengan desain indoor dan outdoor. Kita akan undang vendor-vendor.
- Kita kembangkan melalui diskusi. Insyaa Allah sampai akhir mengikut. Sekian dulu. Untuk orang Bekasi, besarkanlah orang Bekasi. Ada toleransi. Semua sama-sama. Jangan sampai ada gontok-gontakan antar agama dan suku agar Bekasi aman. Karena pendukung utama adalah komunitas hebat dengan lokasi aman. Sama-sama Bangun Kota agar terjadi perubahan ke arah lebih baik. Demikian terima kasih.
Pokdarwis Hutan Bambu Maryesih
- Pembahasan berdasarkan pengalaman.
- 1500 meter. Untuk mengembangkan agak susah. Sekarang lebih menawarkan ke kulinernya. Saat ini masih minim. Belum dapat APBD.
- Harapan:
- Menambah spot foto dan fasilitas permianan anak dan keluarga
- Menjaga prokes dan kegiatan vaksinasi
- Menjadi tempat acara keluarga yang menggunakan prokes seperti arisan, gathering dan pernikahan.
- Promosi dan sinergi dengan pemerintah, komunitas, dan pihak swasta.
Moderator Abang Mpok Kota Bekasi – Wakil Ketua Bekasi Creative Hub Rizky Ardiansyah
Keadaan alam tidak bisa bohong. Bahwa ada beberapa tempat wisata yang butuh revitalisasi agar bisa kembali fungsi pariwisatanya. Bulan Juli dan Juli sempat terjadi bencana di Situ Gede. Itu mungkin pernah terjadi Januari 2020 di Hutan Bambu. Kondisi hujan besar banjir akhirnya meluluhlantakkan hutan bambu. Ini luar biasa. Bukan pengalaman biasa. Narasumber semua luar biasa.
Presiden Bangun Kota – Ketua Bekasi Creative Hub Sutanrai Abdillah
- Terima kasih Wakil Walikota yang memberikan pengantar, lalu abang kita Kepala Dinas, dan Bu Maryesih. Terima kasih atas sharingnya. Kaget karena sempat jatuh akibat badai. Lalu bangkit kembali. Tidak terbayang mengumpulkan warga, gotong royong, finansial, dapat dari mana. Tentu perjuangan yang tidak mudah. Bersyukur bisa tetap istiqomah. Izin, pak Ridwan, bahwa kita memiliki kesepakatan dalam arti Kota Bekasi memiliki potensi di bidang urban tourism. Mal, taman, alun-alun. Semua menjadi destinasi yang bisa dimanfaatkan ke depannya. Kita bisa bikin jejaring dan koneksikan menjadi tur atau bahkan wisata. Ketika ada tamu dari luar Bekasi kita kenalkan ke lokasi-lokasi wisata Bekasi. Seperti Hutan Bambu dan Kampung Bali. Cukup naik koasi. Yang mungkin tidak dimiliki oleh kota lain.
- Ada sedikit kompilasi video yang telah dilakukan oleh Bangun Kota dan beberapa komunitas yang tak bisa diputar seluruhnya. Buat gambaran bahwa semangat itu hadir buat mengaktivasi tempat wisata di Kota Bekasi. Dilakukan swadaya, gotong royong bangun Kota Bekasi.
- Teman-teman Abang Mpok Bekasi melakukan modelling ditemani komunitas foto. Banyak yang belum tahu ada Bali mini. Buat yang kangen Bali bisa ke Kampung Bali. Dari arsitektur, logat, sampai kulinernya ada.
- Kegiatan lainnya adalah wisata Jelajah Bekasi November. Pakai bus wisata Bekasi milik pemkot. Keliling ke beberapa titik. Untuk diperkenalkan ke orang luar. Kita ke Hutan Bambu. Kita kenalkan kepada orang-orang di luar Kota Bekasi. Lalu ke mal untuk berbelanja dalam rangka Bekasi Community Festival. Dengan cara begini orang jadi sedikit tahu menjadi lebih tahu. Dari semula hanya di permukaan lalu jadi terinspirasi beli merchandise. Harapannya ada APBD yang ikut.
- Ada merchandise dari Kedubes Bekasi. Mungkin pernah dengar bullying Bekasi. Daripada bully balik jadi dipakai sebagai inspirasi. Ada orang-orang dari luar negeri. Kebetulan pakai baju itu. Ada London, Paris, Tokyo, kok ada Bekasi. Jadi bisa cerita. Teman-teman dari Adelaide dan lainnya jadi penasaran sehingga bisa diceritakan tentang Bekasi dan sejarahnya. Itu kota tempat tinggal. Itu satu bentuk promosi. Kalau pakai kaos biasa, pesan tidak tersalurkan. Karena luar biasa jadi promosi.
- Dalam sebuah diskusi dengan Bang Endra. Beliau penulis Buku Sejarah Bekasi. Ternyata, ada dalam sebuah koran di Zaman dahulu tahun 1958 nama Bekasi disandingkan dengan kota besar lainnya. Ada Coventry, London, macam-macam. Lalu, Bekasi. Itu bukan Cuma imajinasi. Mungkin pernah ada kejadian tahun 1958, bisa jadi memori, mengulas kembali dari sisi koran Belanda. Itu menarik. Ketika sejarah dikawinkan dengan kreativitas, akhirnya punya nilai sangat tinggi dan ini bisa jadi suvenir yang meningkatkan ekonomi dan PAD.
- Kembali kepada tema. Kenapa senang bergerak dengan komunitas? Dalam dunia digital seperti ini, banyak yang menyadari tren berkomunitas semakin tinggi. Dengan masifnya teknologi, komunikasi bisa hadir di mana saja. Tak terhitung jumlah komunitas. Ada orang dengan banyak komunitas. Biasanya teman-teman komunitas punya ide lompatan liar yang seru dan keren. Lari masih jauh, napas panjang. Karena kita menyalurkan hobi, ide kita, bahkan buat program di daerahnya. Bahwa program yang dibangun itu baik. Lalu, bagaimana komunitas bergerak. Ada teori acupuncture. Kita suntik beberapa hal kecil akan memberikan manfaat. Begitu komunitas bekerja. Tidak perlu berpusat di satu titik, misalnya di Pengasinan, Rawalumbu. Biar hadir di daerahnya. Dengan sendirinya, Kota Bekasi akan menjadi lebih baik. Yang perlu dilakukan adalah support teman direct and indirect. Kita hanya mengkoneksikan karena dari sana akan timbul kolaborasi. Ada project bareng sesuai passion.
- Bangun Kota terafilisasi dengan ICCN. Ini grafis kota dan lintas kota. Ada festival komunitas se-Bekasi. Ada Malidi, Bekasi Keren, dan seterusnya. Kita punya daya saing. Kita ada kekuatan dan keunggulan dari komunitas. Harapannya bisa terus bergulir karena kita harus memberikan sumbangsih bagi kota Bekasi.
- Ada hasil yang digodok. Awal mulanya agak penasaran. Kota Bekasi Patriot. Patriot dari segi apa? Diteliti dan mengobrol kasar, dulu banyak pergerakan yang tidak semasif di Surabaya, tetapi ada banyak perjuangan lebih kecil tapi banyak titik. Karawang di kota pangkal perjuangan. Bekasi kota perjuangan. Setelah disusuri morfologi kota ramainya di pasar proyek. Karena dekat stasiun, alun-alun, yang alun-alun penting zaman kolonial. Mungkin tak banyak peninggalannya, tetapi ada tugu Agus Salim, peringatan Jepang. Sehingga kita buat Bekasi Heritage Trail. Kita susuri dari satu titik ke titik lain. Dahulu di alun-alun ada apa, ada Bekasi Lautan Api, di Proyek sempat terjadi apa, tugu Agus Salim kenapa. Itu nilai jual kita untuk bangun Kota Bekasi. Karena wisata yang penting juga narasi dan interpretasi.kita juga coba bangun ruang kota. Kita usulkan kalau Mayor Oking jadi tempat CFD. Seminggu sekali. Ada banyak kuliner dan pertokoan. Bisa sesekali kita juga adakan event. Ada Klenteng tertua di Kota Bekasi. Punya potensi besar ketika buat program seperti itu. Artinya Bekasi punya nilai sejarah. Kita bisa kembalikan narasi Bekasi Kota Patriot.
- Impian lainnya kita bekerja sama dengan start up. Bang Faiz alumni Abang Mpok Kota Bekasi. Alumni SMAN 2 Bekasi. Kita buat platform Kota Bekasi. Dibuatlah Bekasi Lautan Api. Apa yang kita lakukan adalah menaikkan titik-titik Bekasi Lautan Api. Kita angkat ke platform digital. Bisa disusuri melalui website. Nama websitenya Rootetrails.com. Pakai headset dan dengar narasi tentang alun-alun dan seterusnya. Kita fokuskan agar ada kombinasi suara, gambar, video. Dilakukan pada masa pandemi.
- Apa yang bisa dilakukan secara digital? Kita angkat via digitalisasi. Kampung Kranggan punya potensi luar biasa dari segi arsitektur, ritual, kesehariannya, dan akhirnya yuk dokumentasikan karena rumah panggung kranggan karena rumahnya tak seberapa. Lalu semakin minim. Didokumentasikan melalui gambar tangan dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Ini teknik dokumentasi internasional. UI mampir 1,5 bulan seminggu dua kali. Dibuat sketsanya. Lalu, dibuat pameran di kampus, kemudian pameran internasional. Kita buat pameran digital. Hasil kurasi. Alhamdulillah pintu Kranggan masuk dalam pameran internasional. Ini dari sisi kebudayaan. Dari sisi heritage value.
- Ini cukup menggelitik ada branding Enjoy Jakarta lalu Jakarta Plus. Ini mungkin menarik jika didiskusikan ke depannya pemerintah membuat city branding, lalu didukung oleh budayawan, sejarawan. Ada contoh-contohnya. Pontianak Kota Khatulistiwa, Jogja Istimewa, Solo the Spirit of Java. Semua penting buat branding bahwa ada apa di Bekasi. Mungkin ke depannya bisa digulirkan lebih jauh agar semua elemen masyarakat terlibat. Apa yang kritikal dari segi branding agar diadakan.
- Roadmap mengenai wisata Bekasi yang mau coba dikerjasamakan. Mungkin tahun ini bisa FGD yang masih mini. Komunikasi dengan Jabar baru 4-5 hari lalu, cukup terburu-buru. Namun, ini start baik untuk ke depannya. Harapan ke depannya agar ada FGD. Seru jika dibuat pokja atau komite dengan unsur akademisi, budayawan, sejarawan, komunitas, agar ada akselerasi percepatan pariwisata Bekasi.
- Kita buat Patriot Patriotism. Kita fokus membesarkan pariwisata Bekasi. Selanjutnya, bisa event lokal, nasional, internasional. Kita bagi 2: roadmap pemasaran pariwisata dan konten pariwisata. Infrastruktur, SDM, dst. Harapannya seluruh pentaheliks bisa saling terkoneksi dengan gaya masing-masing.
- Akademisi dengan risetnya, media dengan publikasi masifnya. Private sector dari segi fasilitas dan dana, pemerintah dengan kebijakan yang memajukan percepatan pariwisata. Harapannya bisa jadi kegiatan berkelanjutan dari teman-teman komunitas.
Kita break adzan.
Moderator Abang Mpok Kota Bekasi – Wakil Ketua Bekasi Creative Hub Rizky Ardiansyah
Kita telah mendengar dari seluruh narasumber. Ini berkat kerja sama dengan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jawa Barat dan Divisi Komunikasi & Gerakan KPED Jawa Barat.
Perwakilan Malidi Lina
- Apa yang dituju? Branding memang yang pertama harus dilakukan untuk pemasaran kota yang harus dimiliki semua kota. Jika lihat ide teman-teman, apa yang mau dikomunikasikan? Identitasnya? Patriot hanya sebuah tagline.
- Karena brand belum ada, kita sepakati dulu apa yang mau diangkat. Baru akademisi, komunitas, akan bantu support untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Itu harus dari kota wisata juga buat program untuk membantu pemkot raih hal tersebut. Kedua, saya sangat berterima kasih mendapat undangan FGD, namun upaya pemuda punya banyak kreativitas. Tetapi semua sendiri-sendiri, kurang diayomi. Kita punya aset pemuda yang banyak.
- Kenapa tidak dibuat rutinitas FGD? Target pemasaran Kota Bekasi dengan turunannya supaya pemasaran Kota Bekasi bisa lebih dikenal masyarakat agar tercapai tujuan Kota Bekasi. Mengingat semua kota sudah punya. Kalau saya pikir kota butuh marketing. Branding salah satu pemasaran yang gaet investor, gaet mahasiswa kuliah di Kota Bekasi, banyak sekali yang mau kita achieve dan fokus kepada city branding tersebut. Alhamdulillah Mas Abi sudah mengkomunikasikannya.
Perwakilan Rumah Zakat Budi Pratama
Ini momen luar biasa untuk Bekasi tentang pemasaran Kota Bekasi. Kita sebagai lembaga Zakat juga bergerak. Siap membantu.
Perwakilan Unisma dan Budayawan Andi Sopandi
- Ini menarik kajiannya. FGD-nya coba dikerucutkan kembali stakeholder-nya. Budayawan dan aspek lain seperti PUPR. Sudah ada konsep kawasan Kota Tua. Sayangnya disparbud belum masuk. Akhirnya mulai lagi dari nol. Sempat diskusi dengan bang Abi dan pak Ridwan bicara tentang daerah heritage. Kita buat terintegrasi. Ada monumen, pasar proyek. Konsep city branding pernah ada. Terakhir diminta walikota diminta buat ornamen buat underpass Bulak Kapal. Perlu ada ciri khas dari segi bangunan, termasuk pariwisata.
- Gerbang kota Bekasi tidak ada ciri khas. Gerbang tidak memiliki identitas branding yang jelas. Oleh sebab itu, dilakukan kembali FGD secara tematik. Pengembangan di Kota Bekasi menjadi lebih terarah.
- Jangan sampai sejarawan, budayawan seperti daun salam di nasi uduk. Setelah wangi dibuang. Kalau bisa dipadukan dengan konsep-konsep tadi. Usulan terkait dengan urban tourism.
Perwakilan Budayawan Arif
- Sebagai budayawan Bekasi, Situ Gede mungkin dulu waktu di pariwisata tahun 2009-2010 itu pernah mau dibuat semacam di Thailand karena hampir sama, hanya dibelokkan saja jalan-jalannya. Kita buat FGD. Karena beberapa hal karena jalanan dan lingkungan, jadi belum tercapai. Mungkin bisa dilanjutkan karena ada jalan tol dan jalan layang. Sudah bisa direalisasikan Situ Gede sebagai pariwisata. Akses bagus. Ada perumahan di sebelahnya dan penduduk. Situ Pulo agak susah akses hingga sulit berjalan. Kita mungkin harus gandeng pihak swasta agar lebih maju lagi. Jangan Cuma mal. Dari dulu pariwisata.
- Dibuat peta di tempat strategis, di mal. Hutan Bambu dekat dari pintu tol, tetapi akses juga sehingga tidak bisa orang luar ke situ. Akses agak sulit. Dari belakang Giant agak kurang. Diseberangin pakai perahu. Itu yang harus dikembangkan. Ada benturan APBD, harus ada dari pihak lain. Contoh di Babakan Magang, jalan Cikoneng sudah ramai. Mungkin di Bekasi sekarang ada Curug Parigi, Kampung Bali, mungkin bisa diakses oleh semua media. Kalau bisa dibantu dengan peta. Keluar dari tol, harus ada petanya. Dekat Summarecon, stadion. Itu yang harus kita lakukan. Tambahkan map. Dulu pernah ingin mengadakan di Sun City. Buat cinderamata. Karena aksesnya gampang.
Perwakilan Sineas dan Penulis Aki Maja
- 2018 buat film Babe cukup menarik perhatian nasional. Seperti Bang Abi pernah bertemu, komunitas di Kota Bekasi, tinggal beri ruang dan kesempatan bagaimana anak muda bisa ditampung ide kreatifnya. Kita eksekusi dalam bentuk riil di lapangan. Kita bisa bergerak di lahan sempit. Tematik yang bisa dikembangkan karena lahan tidak luas untuk membangun Kota Bekasi. Banyaknya komunitas kreatif seperti Abi dkk dan Abang Mpok harus diberdayakan. Maka harus sering diajak oleh pemerintah diajak ngomong. Apartemen tidak punya nilai ke-Bekasi-an. Kita harus membawa balik hal tradisional Bekasi, sehingga nilai sejarah bisa dikembalikan. Saya sampaikan ingin iconic di gerbang tol JPO bongkar karena tak punya nilai sejarah. Mewakili patung petani, santri, pejuang, harus dihadirkan sebagai ciri khas.
JAWABAN
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Mohammad Ridwan
- Semua sudut pandang sangat dibutuhkan kesamaan persepsi. FGD ada background-nya, tinggal dilanjutkan. Ini tak hanya hari ini. Bukan hanya komunitas anak muda. Sejarawan harus. Budayawan harus. City Branding apa sih? Kita perlu duduk bareng dengan FGD. Sudah terjawab dengan adanya yang di belakang. Semua mendukung berkelanjutan, bertumbuh terus. Pastikan ada FGD selanjutnya. Sumbangan luar biasa melalui pemerintah Kota Bekasi yang juga dibuat asosiasi dan komunitas agar ada city branding lebih tepat. Asosiasi yang ada tidak cukup dan kemungkinan banyak yang minat berasosiasi atau berkomunitas. Buat apa saja komunitasnya. Yang terpenting buat masyarakat kota. Menyalurkan hobi, aktualisasi diri. Kenapa ada komunitas? Ingin dihargai. Dihormati. Silakan dibuat masing-masing. Seperti Bangun Kota buat sendiri. Ternyata inisiatif Abi dkk tanpa minta ke pemerintah.
- Harus bekerja sama dengan Dinas PUPR, Dinas UMKM. Karena jalanan sempit. Kita tidak boleh begitu. Bagaimana agar lancar. Apa lagi kemudian yang harus dilakukan. Lalu, sekarang yang bisa mendongkrak kebutuhan APBD setelah pandemi apalagi serangan luar biasa. Sudah 70 persen vaksinasi. RS darurat sudah tak ada. Bednya lalu mau dikemanakan. Tinggal herd immunity. Jika sudah 90% bisa normal seperti biasa. Kita buat. Semua di komunitas ayo bantu.
- Buat asosiasi dengan spesifikasi spesialisasi.
- Ini lompat-lompat. Sekarang di depan Jalan Mayor Oking Hasibuan. Itu nama pejuang yang sekarang digodok kuburannya dibetulkan. Tentu yang demikian, apalagi budaya di Kota Bekasi, yang sekarang di Kranggan, lalu ada 15 komunitas pencak silat yang tergabung dalam LPSM. Semua harus ditumbuhkembangkan. Yang lama tidak boleh dilupakan. Karena dari kecil dulu. Tentu sangat disambut baik. Dari bang Andi, Aki Maja yang sangat concern. Pak Mayor teman hebat dari KH Noer Ali. Dari Sumatera. Setelah berhasil, dulu bukan kabupaten Bekasi ibukotanya, di Jatinegara. Sudah berhasil, tidak balik ke sana. Jadi sudah seperti itu. Itu sedikit gambaran. Disparbud bukan hanya pariwisata, tetapi juga budaya.
- Sepakat dengan Bang Andi, Aki Maja, Pak Arif, dan semua.
- Tadi Patriot Tourism. Komunitas jalan saja. Kalaupun salah, namanya juga orang. Kalau salah bisa diperbaiki. Budaya jadikan pegangan. Ketika orang Bekasi memberi salam kita angkat tangan tanda keterbukaan. Banyak orang Bekasi luar biasa. Jangan sampai mereka hanya di luar. Orang Bekasi bermanfaat di mana-mana, tidak apa-apa. Orang Bekasi go international. Orang Bekasi di mancanegara sudah banyak yang bagus. Mari ditarik gagasannya.
- Sekarang ada Kampung Bali, mungkin nanti ada Kampung Papua. Semua ada Kota Bekasi.
Pokdarwis Hutan Bambu Maryesih
Sudah ada merchandise berupa boneka ondel-ondel. Lebih ke sana dan kuliner tradisional Bekasi. Lebih berupaya meningkatkan kenaikan ekonomi dengan memberdayakan masyarakat sekitar.
Presiden Bangun Kota – Ketua Bekasi Creative Hub Sutanrai Abdillah
- Ingin menyambung dari Bang Ridwan. Agak surprise. FGD mungkin tidak terlalu banyak lihat, namun yang lihatnya ternyata semua berkualitas dan berbobot. Alhamdulillah mendapatkan sambutan luar biasa dari yang offline dan online. Sehingga mengerucut ke mana bisa kita tentukan bareng-bareng. Diskusi tidak bisa hanya semalam. Perlu intens dikaji. Harapannya dari masukan dari Bapak dan Ibu kita, budayawan, sejarawan, mbak Lina, semua jadi masukan berharga. Nanti kita tentukan langkah konkret apa yang bisa kita lakukan.
- Pertanyaan Mbak Lina. Terima kasih masukannya, termasuk support kepada komunitas dari segi relasi dan pemikiran. Ada sekelompok orang yang bisa menentukan city branding tersebut dan pasti banyak butuh lintas disiplin. Budayawan, sejarawan, pelaku kreatif, orang komunikasi, untuk menentukan city branding Kota Bekasi. Agar koridor yang kita sepakati bersama.
- Ini mungkin pemasaran dan daya saing ke kota lain. Ini bisa jadi identitas yang menjadi pembeda dengan kota lain. Hal ini yang perlu didiskusikan secara intens. Ketika produk sudah ada, bukan tidak mungkin disebarluaskan oleh berbagai pihak yang bisa diturunkan ke dalam berbagai produk: merchandise, kaos, film. Baik jika kita punya city branding tourism. Jadi, ketika buat event tidak tersebar, tetapi terarah.
- Lalu, masukan mas Budi dari Rumah Zakat. Selalu support bidang sosial dan pariwisata, bahkan dukung Hutan Bambu. Kita siap berkolaborasi dengan stakeholder lain dalam kepariwisataan.
- Dari Bang Andi Sopandi. Sering bertemu di bidang kesejarahan, budayawan. Perlu banyak mengobrol. Dalam kaitan dengan cagar budaya di Bekasi, kita sudah ada TAJB yang punya tupoksi tentang penentuan cagar budaya kota Bekasi. Ketika sudah ditentukan, bisa kolaborasi dengan pelaku ekraf. Sehingga bisa dibuat infografis, video, yang dikemas lebih asyik. Hal seperti ini yang perlu kita majukan bersama.
- Cerita menarik juga. TAJBN Nasional ketemu di benteng Victorial. Karena ibunya tinggal di Kota Bekasi. Narogong. Temali Cagar Budaya. Akhirnya dibahas potensi lokal Kota Bekasi. Siap kajian dibawa ke propinsi dan nasional. Ini kebahagiaan luar biasa bahwa ada jembatan penghubung antara stasiun Bekasi dan Proyek. Mungkin perlu ada plakat penjelasan informasi tersebut. Lalu Kampung Kranggan yang ada sumur dan rumah adat. Dari situ kita bisa mengkaji hingga bisa dishare ke masyarakat luas. Kita tidak hanya bicara komunikasi, tetapi implementasi bagaimana perwujudan arsitektur kebekasian dalam ruang publik, di taman, flyover. Sejak ada jalan tol Becak Kayu, ada banyak kolong jembatan, kita bisa olah agar jadi suatu ruang berguna.
- Aki Maja sering bertemu, namun kurang mengobrol. Kita harus bertemu kakak-kakak kita. Kita akan jadwalkan mengobrol dan ngopi bareng karena momentum. FGD-nya mungkin tidak mewah, tapi misi dan nilainya. Thematic tourism di lahan sempit harus dilihat potensinya. Kita sudah buat drafting. Ada wisata kuliner, heritage, wisata air, bahkan bantar gebang ada potensi wisata edukasi. Bagaimana jika sampah tidak dikelola bagaimana sampah menumpuk lalu bisa diolah dan menjadi uang. Sebetulnya tinggal gimana melihat potensi Bekasi dan menjadi kekayaan.
- Lalu, terkait Bekasi mulai kehilangan icon. Icon Bekasi mulai tergantikan. Kita jadi lupa sejarahnya. Ada stadion, mal luar biasa, jembatan, sejarah terlupakan. Kita tak ingin lupa. Kita harus kaji bersama dan rutin. Terakhir permohonan dari seorang anak kepada bapaknya sebagai penutup, teman komunitas siap bergerak di jalur grass root. Senang riset, hobi, lalu buat program tanpa bantuan pemerintah. Namun ada hal-hal yang tidak bisa terus seperti itu ketika ingin memajukan lebih jauh. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan komunitas, namun pemerintah dan swasta bisa.
- Tadi coba rangkum jika seru dibuat FGD rutin. Tidak harus streaming mahal. Ngopi bareng dengan tema tertentu secara periodik dan reguler. Tema city branding, wisata tematik, dan lainnya. Kedua, seru juga jika punya cita-cita. Dalam bahasa Bang Ridwan “Satu frekuensi”. Kita merasakan keresahan sama, bukan tidak mungkin kita buat kelompok dari gabungan individu yang menggodok pariwisata di Bekasi. Karena tidak hanya bicara ekonomi, tetapi ada edukasi dan ada ajakan. Sifatnya pelestarian. Apalagi ada anak muda. Misalnya ada Gerbang Kranggan. Ada ajakan. Jika ada tim yang merumuskan, itu akan mempermudah disparbud dalam membuat program.
- Kita bisa cantumkan dalam komite yang bersifat lintas stakeholder. Budayawan, sejarawan, arkeolog, dosen, semua unsur yang memang punya niatan membangun pariwisata kota Bekasi. Itu bisa menjadi sebuah momentum luar biasa ketika bisa berkomunikasi dengan komite tersebut agar lebih terarah.
Moderator Abang Mpok Kota Bekasi dan Wakil Ketua Bekasi Creative Hub Rizky Ardiansyah
- Kita hari ini berdiskusi tentang urban tourism, yaitu wisata untuk orang Bekasi. Ini kota komuter. Orang tahunya Cuma buat tempat tinggal. Orang lebih banyak menghabiskan waktu di luar kota Bekasi. Apakah kota kurang nyaman dan kurang hiburan? Itu jadi bahasan seru. Bahwa kota Bekasi punya banyak keberagaman. Bekasi adalah miniatur dunia. Seluruh masyarakatnya tetap harmoni diwujudkan dalam berbagai penghargaan yang diterima Kota Bekasi. Ini pertanda kita beragam, pluralis, namun tetap menjunjung kebersamaan. Meski ada masalah jalanan rusak, banjir, semua berusaha diselesaikan satu per satu.

More Stories
GENPRO Kota Bekasi, sowan ke Aleg DPRD, Chairunnisa, bahas kerjasama melejitkan omzet UMKM.
Pelantikan ICMI Kota Bekasi meriah diwarnai pantun oleh Dr Sri Watini, hingga didapuk sebagai “Ratu Pantun Kota Bekasi”
Anak keturunan Bani Salimun Mudik bersama pasca libur lebaran