faktaintegritas.id – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut beberapa wilayah di Indonesia mengalami peningkatan intensitas gempa dalam setahun belakangan.
“Jadi memang kita mendeteksi adanya peningkatan frekuensi kegempaan di wilayah Indonesia,” kata Dwikorita usai peresmian pemasangan jaringan Seismograf di Candi Abang, Jogotirto, Berbah, Sleman, DIY, Sabtu (18/12).
Beberapa wilayah yang disebut Dwikorita mengalami peningkatan intensitas kegempaan antara lain, selatan Pulau Jawa, barat Pulau Sumatera, selatan Selat Sunda, serta wilayah Indonesia timur, khususnya Laut Banda.
“Jumlah rata-ratanya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya,” lanjut Dwikorita tanpa mengungkap perbandingannya.
Dwikorita menjelaskan, jaringan seismograf yang baru saja diresmikan di Candi Abang ini merupakan salah satu perangkat pendukung pendeteksi gempa. Termasuk, membantu meningkatkan performa kecepatan dan keakuratan informasi dan peringatan dini tsunami di BMKG.
Peresmian kali ini, menurut Dwikorita, menandai dimulainya instalasi 17 seismograf di seluruh wilayah Indonesia. BMKG turut didukung oleh ITB dan UGM untuk analisis lokasi dan pemasangannya.
“BMKG berupaya meningkatkan kecepatan, ketepatan dan akurasi (deteksi) gempa bumi. Untuk itu jumlah sensor gempa ini perlu ditambahkan, dirapatkan jaringannya,” sebutnya.
Dwikorita berharap kehadiran seismograf ini turut diimbangi dengan pelatihan mitigasi secara rutin, sehingga membangun masyarakat yang sadar dan tangguh terhadap bencana.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memasang shelter dan jaringan seismograf di 511 titik se-Indonesia.
Berdasarkan kajian para ahli, jumlah ini masih belum cukup guna memenuhi angka ideal jaringan seismograf untuk seluruh wilayah Indonesia.
“Berdasarkan hasil dengan para ahli, sekurang-kurangnya kita punya (butuh) 600 jaringan seismograf di seluruh Indonesia,” sebut Bambang.
“Mudah-mudahan akan terpenuhi, tapi untuk proses pembangunan dibutuhkan waktu, harus survei, cari lokasi, pembangunan shelter, baru diisi peralatannya. Jadi secara bertahap,” ujarnya.
Sumber : cnnindonesia
More Stories
Rivan A. Purwantono Paparkan Sejumlah Inisiatif Strategis Jasa Raharja dalam RDP Bersama Komisi VI DPR RI
Rivan A. Purwantono: Harhubnas Jadi Momentum Penting untuk Kemajuan Transportasi Nasional
Kabar Duka, Ekonom Senior, Faisal Basri Tutup Usia