faktaintegritas.id – Butuh perjuangan super ekstra bagi para pelajar di Kecamatan Kinal, Kabupaten Kaur, Bengkulu, mengikuti belajar online saat pandemi COVID-19. Bagaimana tidak, satu kecamatan tidak akses internet memadai.
Setidaknya, siswa-siswa di Kecamatan Kinal tersebut menempuh perjalanan sampai lebih dari tiga km setiap harinya untuk menemukan titik yang tersedia akses internet.
Menurut tokoh pemuda setempat, Tomi Defantri, ada 14 desa di Kecamatan Kanal. Mirisnya, tidak ada sinyal telekomunikasi, apalagi untuk menghubungkan ke dunia maya, di daerah tersebut. Hal itu yang dialami para siswa saat menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Itu tidak ada satu pun (desa) mendapatkan sinyal yang baik. Sedangkan di kecamatan itu ada SD, SMP, SMA, artinya kurang lebih ada 100 pelajar. Sedangkan, kebijakan pemerintah sekarang kegiatan belajar itu daring, kalau sebelumnya itu biasa karena proses belajarnya offline. Ketika pemerintah menerapkan online, nah baru berasa,” ujar Tomi, Jumat (13/8/2021).
Lebih lanjut, Tomi mengisahkan, siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring itu harus pergi ke desa pertama yang ada lembah, persis di pinggir sungai Kinal. Di titik-titik itulah siswa mendapatkan sinyal yang baik.
“Sedangkan jalan ke kecamatan itu bukan yang pelosok, jalannya sudah beraspal. Tapi, sampai sekarang tower untuk sinyal telekomunikasi itu belum terbangun sampai sekarang 76 tahun sejak Indonesia merdeka,” ungkap Tomi.
Siswa-siswa di Kecamatan Kanal, Kabupaten Kaur, Bengkulu, kesulitan mengikuti belajar online, karena ketiadaan infrastruktur telekomunikasi di sana. Foto: Tomi Defantri |
“Selama setahun ini (kesulitan belajar online). Hal yang menyedihkan ini bukan hanya adik-adik sekolah, warga mau menghubungi keluarga itu susah, mesti janjian duluan. Misalnya, SMS dulu mau telepon, baru telepon kita, karena kalau kita telepon mereka itu nggak bakalan nyambung,” tutur Tomi.
Adapun, respon pemerintah daerah setempat sudah mengetahui kondisi itu dan menjanjikan akan dibangun infrastruktur telekomunikasi. Akan tetapi, sampai sekarang belum terealisasi.
“Selama ini kayak nggak didengarkan, malah itu bahan politis saja, janji dewan sama bupati, sudah dua bupati menjadikan akan mendirikan tower, tapi sampai sekarang nggak ada sama sekali. Makanya, ini menyedihkan,” ucap Tomi.
Ia dan masyarakat Kecamatan Kanal berharap infrastruktur telekomunikasi bisa dibangun di wilayahnya, mengingat akses layanan telekomunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari saat ini, terutama dalam kondisi pandemi.
“Mudah-mudahan 76 tahun Indonesia merdeka ada kado kemerdekaan (sinyal telekomunikasi) untuk Kecamatan Kinal ini,” harapnya.
Sumber : detik.com
More Stories
Rivan A. Purwantono Paparkan Sejumlah Inisiatif Strategis Jasa Raharja dalam RDP Bersama Komisi VI DPR RI
Rivan A. Purwantono: Harhubnas Jadi Momentum Penting untuk Kemajuan Transportasi Nasional
Kabar Duka, Ekonom Senior, Faisal Basri Tutup Usia