faktaintegritas.id – Waktu itu, dalam perjalanan arah balik dari Rawamangun ke Cawang, ditengah jalan ternyata hujan turun deras sekali.
Posisi saya di sekitar di daerah jln Ahmad Yani by pass.
Sy terpaksa meneduh dibawah jalan layang, krn saking derasnya hujan dan ada puluhan motor melakukan hal yang sama.
Disamping saya, ada seorang ayah yang juga memarkirkan motor bebeknya.
Ia kemudian berdiri disamping saya.
Dia seorang ayah dengan anaknya berusia 10-12 tahun kira-kira.
Sang anak badan-nya sudah kuyup berdiri merapat badannya ke ayah-nya, kedinginan.
Posisi kami yang disisi jalanan dan meletakan motor dipinggir jalan (raya) membuat jalan-an menjadi menyempit dan menjadi agak macet bg pengendara mobil.
Karena deras, air menggenang naik cepat sehingga sejajar trotoar tempat kami berdiri.
Tiba-tiba, ada mobil melaju dengan kecepatan tinggi di dekat kami.
Hal itu membuat siraman air kotor muncrat membasahi hingga tubuh kami.
Semua orang menghujat seketika.
Termasuk saya dan sang anak kecil di samping ayahnya tadi !
Nampak sang ayah berusaha menenang-kan anaknya.
Saya yang berdiri disampingnya tak kuasa untuk tidak mendengarkan percakapan ayah & anak ini
‘Sudah nak, jangan marah-marah memaki begitu, ngak baik itu, hayo sabar dan memaafkan’ kata ayah-nya santun walupun separuh kakinya juga terkena muncratan air.
‘Tapi dia kurang ajar, Pa !’ dia kotori orang2, si anak berargumen.
Sombong bener pakai mobil tnp menghargai orang !
‘Ya sudah, selesaikan marahnya ya.
Marah dan memaki itu tidak prnh menyelesai-kan masalah,’ sang ayah berkata tetap dgn nada santun.
‘Begini nak, kita marah itu energy negative yg keluar dari diri kita.
Ingat, dunia ini bulat… dan ingat satu lagi energy itu kekal.
Sekali energy itu tercipta, mereka akan terus ada dan karena kehidupan itu berputar, energy itu akan kembali ke diri kita sendiri.’
Apa yang kamu berikan pasti akan kembali lagi ke kamu.
Jadi kalau kamu memberikan kebaikan kepada semesta, kepada orang lain, sesungguhnya kamu memberikan kebaikan kepada diri kamu sendiri.
Kalau kamu memberikan energy negative kepada orang lain, sesungguhnya kamu sedang memberikan ‘kesialan’ dalam hidupmu.
Saya terdiam termangu mendengarkan…
Sang ayah melanjut-kan.
‘Mulai sekarang kamu harus bisa mengeluarkan energy hanya yang positif.
Misalnya, doakan orang tadi agar selamat sampai di rumah.
Ingat selalu Ikhlas dalam berdoa, ikhlas itu energynya positif.
Doakan semua orang yang berteduh di sekeliling sini juga agar selamat sampai dirumah dan tidak terkena penyakit.
Doakan pengemis dipinggir jalan.
Doakan apa yang kamu lihat.
Doakan anak sekolah yang baru pulang.
Doakan tukang sapu jalanan.
Semua yang kamu lihat doakan.
Percayalah hidupmu akan lurus, mudah, dan selamat dunia akhirat.
Papa selalu mencari uang halal untuk keluarga, siang malam semua papa doa kan.
Mama mu juga demikian, bahkan selagi menanak nasi dia berdoa, dia ucapkan doa baik buat petani yang menanam, doakan pedagang yang berjualan, doakan pengendara yang membawa beras ini, doakan petani yang menggiling padi menjadi beras.
Bahkan Ikan yang dimasakpun mama selalu mendoakan, sehingga apa yg kita makan sudah di syukuri sudah di ikhlaskan, sudah di seimbangkan.
Kamu ngerti kan ?
Sang ayah mencoba menekankan perkata-annya agar si anak faham.
Anak tadi termangu.
Tak lama ayahnya menerima telfon tanpa saya jelas mendengar percakapanya, hanya bbrp kata terdengar oleh saya, iya, saya deket lapangan Golf Rawamangun, iya, iya, iya..itu yang saya dengar.
Berapa ?..5 menit, iya kami tunggu.
Hujan tidak reda juga dan semenit kemudian, sebuah Alphard warna hitam tepat berhenti didepan mereka dan pintu terbuka.
Mamaaa !..kata sang anak sambil naik kemobil tersebut.
Kemudian supir mobil tersebut keluar, bertukar posisi dengan sang ayah.
Sang supir membawa motor dan sang ayah mengemudikan mobil tersebut.
Saya termangu lama menyaksikan fenomena ini, ada beberapa orang juga yang memperhatikan seperti saya.
Sang ayah santun sekali, karena kami semua disapa dengan kalimat, permisi, mohon maaf ya, kami duluan, permisi.
Hampir ke semua orang yang ada disekitar dia dan ada beberapa yang dia salami.
Melihat itu pikiran saya melayang, eehhhmmm rupanya ..ini TRAINING DAY sang ayah ke anaknya untuk melihat sisi lain dari kehidupan, entah mengapa saya merasa malu, saya tutup wajah saya dengan helm, saya senang sekali pelajaran parenting yang diajarkan olehnya ke anaknya.
Saya berkata dalam hati, terima kasih yaa Allaah…Alhamdulillaah, hari yang luar biasa utk pelajaran yang didapat.
More Stories
Renungkan, sebelum terlambat…”Apa yang ditakutkan orangtua”..?
Terbukti manjur, Doa Rasulullah SAW bagi yang terlilit utang
Viral, Tulisan di jaket Ojol bikin nangis penumpang..!