faktaintegritaslid – Maraknya penghapusan mural yang terjadi di Jakarta, Tangerang, dan kota-kota besar lainnya membuat para seniman tak berhenti berkarya. Setelah mural ‘Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan’ dihapus, kini mural di Yogyakarta yang giliran dihapus oleh aparat.
Mural itu bertuliskan kata ‘Dibungkam’ yang berada di bawah Jembatan Kewek, Yogyakarta itu dibuat pada Sabtu (21/8) siang dan selesai sore harinya.
Karya yang dibuat oleh sekumpulan seniman yang tergabung dalam forum Yogya Street Art (UR-GALAXI,Hi_hava, Juange Culture, Anagard, Kinky20, Hello Pelangi, Bumi Aku) itu dihapus aparat dalam waktu kurang dari 24 jam. Kini tembok di bawah jembatan Kewek itu diganti cat berwarna putih.
Anagard, salah satu seniman Yogyakarta yang turut membuat mural ‘Dibungkam’, terkejut karyanya bersama teman-temannya dihapus oleh aparat.
“Aku juga di-DM followersku. Katanya karyaku dihapus. Mereka lewat toh, ada kawan lewat lagi pas sore aku ke sana cek, ternyata benar dihapus kemarin,” kata Anagard ketika dihubungi detikcom, Senin (23/8/2021).
Mural Tulisan Dibungkam di Yogyakarta Dihapus Aparat Foto: Anagard/ Instagram |
Menurut penuturan Anagard, teman-teman Yogya Street Art sengaja menggunakan kata ‘dibungkam’ untuk dibuatkan mural.
Tadinya, lanjut Anagard, bersama teman-temannya ia memikirkan sejumlah kata yang representatif untuk menyuarakan kebebasan berekspresi para seniman jalanan kota Yogyakarta.
“Ini (kata ‘Dibungkam’) adalah kata-kata satir yang coba kita munculkan. Kita sempat rapatkan dengan beberapa kawan lainnya, apa kira-kira kata yang pas nih. Akhirnya kata ‘dibungkam’ dipilih untuk ukuran tembok sebesar itu,” ucap Anagard.
Saat proses membuat mural, kebetulan ada mobil Satpol PP kota Yogyakarta yang tengah melintas. Saat itu, Anagard bersama teman-teman seniman lainnya sempat foto dan mengobrol.
“Saat itu saya lagi gambar kata ‘killin democracy’, mereka (Satpol PP) nanya, kita dari mana. Kita jawab, Yogya Street Art trus mereka oke saja. Kami bilang, biasa bikin karya mural di jalanan kota Yogya, mereka oke-oke saja lalu tertawa,” sambungnya lagi.
Sebelumnya, Anagard juga pernah membuat mural bertuliskan ‘art is not a crime’ yakni ‘seni bukan kriminal’ di depan pintu terbengkalai di selatan Yogyakarta. Mural itu juga menggambarkan agar pemerintah dan pihak terkait setop diskriminasi dan represi terhadap karya yang dibuat para seniman.
Sumber : detik.com
More Stories
GENPRO Kota Bekasi, sowan ke Aleg DPRD, Chairunnisa, bahas kerjasama melejitkan omzet UMKM.
Pelantikan ICMI Kota Bekasi meriah diwarnai pantun oleh Dr Sri Watini, hingga didapuk sebagai “Ratu Pantun Kota Bekasi”
Anak keturunan Bani Salimun Mudik bersama pasca libur lebaran