faktaintegritas.id – Sebanyak 89.443 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah seluruh Indonesia telah melaksanakan seleksi akademik (Pre-Test) Pendidikan Profesi Guru (PPG) demi menjaga standar mutu guru.
Seleksi akademik itu diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia yang berlangsung selama tiga hari yakni tanggal 12, 14, dan 15 Mei 2022.
“Tahun ini, seluruh guru PAI yang jumlahnya mencapai 131.330, mengikuti seleksi akademik,” ujar Direktur Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amrullah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Ia menambahkan, saat ini masih terdapat sekitar 41 ribu guru PAI yang belum mengikuti seleksi akademik dan akan segera disiapkan untuk kegiatan susulan.
“Insya Allah tahun ini tuntas,” kata Amrullah.
Ia mengatakan, seleksi akademik ini merupakan pintu masuk guru PAI untuk bisa mengikuti PPG. Setiap tahun pemerintah melalui Kemenag menyelenggarakan PPG untuk 5.000 guru.Dengan telah mengikuti PPG dan lulus, lanjut dia, maka guru itu telah berhak mendapatkan sertifikat pendidik dan mendapatkan tunjangan profesi guru dari pemerintah.Ia menjelaskan, PPG adalah media yang disediakan pemerintah untuk menjaga standar mutu guru PAI.
“Guru yang lulus seleksi maka lanjut pada PPG. Dan yang belum lulus nanti akan mengulang pada tahun berikutnya,” kata Amrullah ketika memantau pelaksanaan Pre-Test PPG di Bandung.
Ia menyampaikan, Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag menunjuk empat lembaga pelaksana LPTK yakni UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai koordinator, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan UIN Raden Fatah Palembang.Pelaksanaan seleksi akademik (Pre-test) PPG ini dilaksanakan secara daring dengan melibatkan 497 pengawas.
Pada tahap awal, guru akan mengikuti penjelasan melalui aplikasi rapat virtual dan melakukan pengunduhan perangkat seleksi akademik Safe Exam Browser.Dengan perangkat itu guru mengikuti seleksi akademik.
Terdapat berbagai kendala pada pemanfaatan jaringan virtual terutama pada ketersediaan akses internet di pelosok-pelosok Indonesia.Hal ini karena guru PAI sebagian besar tinggal di daerah-daerah yang masih lemah posisi jaringan internetnya.
“Ada guru yang harus berjalan berkilo-kilo meter untuk bisa mendapatkan akses internet. Dan inilah kita saat ini,” ujarnya.
Sumber : republika
More Stories
Rivan A. Purwantono Paparkan Sejumlah Inisiatif Strategis Jasa Raharja dalam RDP Bersama Komisi VI DPR RI
Rivan A. Purwantono: Harhubnas Jadi Momentum Penting untuk Kemajuan Transportasi Nasional
Kabar Duka, Ekonom Senior, Faisal Basri Tutup Usia