KOTA BEKASI, FAKTAINTEGRITAS.ID : Sejumlah masyarakat mengatasnamakan Presidium Vendor dan Mandor Indonesia, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor PT Amarta Karya yang berada di Plaza Summarecon Bekasi Lantai 5 Jl. Bulevar Ahmad Yani Kav. KA001 Kota Bekasi – 17142, kamis (09/03)
Aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 50 orang yang merupakan perwakilan dari Vendor dan Mandor, menuntut PT Amarta Karya untuk membayar hak mereka sebagaimana tertuang dalam SPK atas pekerjaan yang sudah mereka selesaikan. Kordinator aksi, Ali Ramdhan mengaku terpaksa melakukan kegiatan aksi demo damai ini, karena sudah bertahun-tahun hak kami digantung tanpa kejelasan dari pihak PT Amarta Karya.
“Demo ini terpaksa kami lakukan, karena kami sudah lelah bertahun-tahun menanti pembayaran dari pihak PT Amarta Karya, namun hingga saat ini belum terealisasi. Berbagai mediasi sudah kami tempuh, namun hasilnya sama saja” ujar Ali
Lebih lanjut beliau mengatakan “kami tidak menuntut macam-macam, hanya hak kami sesuai SPK harap segera dipenuhi, saat ini kami hadir hanya beberapa perwakilan saja dari total sedikitnya 800 Orang yang merupakan vendor dan mandor se-Indonesia” jelasnya
Senada dengan itu, kordinator umum presidium Vendor dan Mandor Indonesia, Asep Saepudin dalam konperensi pers menjelaskan bahwa, perwakilan aksi sudah diterima oleh pihak manajemen PT Amarta Karya, da nada kesepakatan-kesepakatan yang akan dilakukan.
“Tadi saat aksi demo digelar, kami 3 orang perwakilan presidium diajak musyawarah oleh pihak PT Amarta Karya, dan diajak damai, namun kami tetap tidak mau, sampai ada kejelasan, maka nanti kami akan membuat klausul-klausul untuk proses pembayaran, kami minta secepatnya bisa direalisasikan” ujarnya
Ditanya langkah selanjutnya, Asep menjelaskan “kami akan berkomunikasi lebih lanjut dengan pihak perusahaan, namun apabila masih buntu, maka terpaksa kami akan lakukan aksi yang lebih besar lagi, dan kami akan bawa masalah ini ke DPR, kamipun sudah bersurat ke DPR untuk bisa dijadikan perhatian kondisi kami ini”
Lebih lanjut beliau menyampaikan keluhannya “Perlu diketahui bahwa ada sekitar 800 vendor dan mandor yang banyak diantara mereka merupakan usaha kecil, UMKM, seperti tukang las, yang mencoba menjadi sub kontraktor kegiatan PT Amarta Karya, namun dengan kondisi seperti ini, bukannya untung malah buntung, itu namanya bukan memajukan UMKM tapi malah membunuh UMKM”ungkap Asep menahan amarah.
Sementara itu, saat wartawan ingin melakukan klarifikasi ke PT Amarta Karya, tidak bisa masuk karena dijaga ketat oleh sekuriti yang di tugaskan, dengan alasan sudah ada perwakilan aksi yang sedang bermusyawarah dengan perusahaan. (5Nov)
More Stories
Anggota komisi VI DPR RI, Mahfudz Abdurrahman, bersama KEMENDAG mengelar sosialisasi bidang standarisasi dan pengendalian mutu.
Ratusan sub kontraktor jadi korban PT Amarta Karya, belum dibayar hingga total 1 TRILYUN
Pasca Konferensi PERS PKS, Presiden PKS dan Bakal Calon Presiden R.I 2024, ngopi Bareng.