Start dari bawah dengan semangat dan bekal yg dipersiapkan..
Kepala mendongak ke atas meraih pegangan yg kuat, sesekali memeriksa pijakan agar tetap kokoh berdiri.
Ada terpeleset, tersandung, pegangan yg patah dan hampir lepas..
Capek yg mulai terasa dan nafas yg mulai diatur paksa agar tak henti di tengah perjalanan.
Ketika sampai di puncak nya, semua capek hilang tak terasa..
Ketika sampai di puncak, lupa beban berat lutut ini menopang tubuh dan tangan mengangkat nya.
Indah, takjub, mempesona, membuat diri ingin berlama-lama karena tak semua bisa ke atas sini.
Tapi ingatlah selalu bahwa jalan kembali turun pun tak ubah nya seperti berjuang naik.
Ada batu licin tajam, atau semak duri yg mesti disibak kembali.
Ada lubang dan celah batu yg bisa saja menggores kaki atau membuat terpeleset dari pijakannya..
Hidup memang harus terus berjuang kawan..
Sekalipun kita sudah merasakan indah nya puncak, tetap saja pekerjaan tak pernah selesai..
Cerita kita soal bagaimana rasa nya berjuang dan indah nya di atas sana, bisa kita bagi untuk orangยฒ yg berniat sama untuk turut mendaki.
Ingatlah kawan..
Keindahan itu ada dengan berjuang, bukan bermalas-malasan..
Abu Ayyash Al Khawarizmi
โ๐ปโ๐ปโ๐ป
More Stories
Renungkan, sebelum terlambat…”Apa yang ditakutkan orangtua”..?
Terbukti manjur, Doa Rasulullah SAW bagi yang terlilit utang
Viral, Tulisan di jaket Ojol bikin nangis penumpang..!